Banjir bandang yang melanda Cisarua beberapa waktu lalu menjadi duka bagi Bogor. Ditengah situasi pandemi yang tak kunjung henti, kini masyarakat semakin diuji dengan bencana yang silih berganti menghujam bumi pertiwi. Bukan Indonesia namanya jika masyarakatnya tidak bersimpati dan berempati terhadap duka serta luka saudaranya.
Pasca bencana pada Selasa pagi (19/1) di awal tahun 2021 tersebut, beragam masyarakat datang dengan membawa bantuan serta diiringi hati nurani yang tulus hanya untuk mengobati luka serta duka saudaranya. Begitu indah kegotong-royongan manusia-manusia di Indonesia ini. Tibalah saatnya pada Minggu (31/1) dengan didorong oleh jiwa-jiwa sosial sebuah gerakan pasca bencana yang diusung oleh pemuda-pemuda harapan bangsa yang berasal dari berbagai komunitas dan menamai gerakannya “Colaboration In Action : Trauma Healing”.
“Colaboration In Action : Trauma Healing”, merupakan sebuah aksi kolaborasi bersama guna menanggulangi dampak bencana yang digagas oleh 1 wadah komunitas dan 7 Komunitas. Diantaranya, Bogor Ngariung sebagai wadah komunitas serta komunitas seperti Kabupaten Bogor Mengajar (KBM), Urban Sakola, Cibinong Society, Lindungi Hutan Bogor, Dedikasi Untuk Negeri, Komunitas Pendaki Gunung Cimahi, dan Karang Taruna Kecamatan Cisarua.
Aksi kolaborasi bersama tersebut digerakkan atas inisiatif para aktivis kebaikan yang ada di dalam masing-masing komunitas seperti penuturan Alfian dari komunitas Kabupaten Bogor Mengajar (KBM) “Awalnya kami resah dan ingin melakukan kegiatan sosial serta lokasi bencana yang memang masih berada di Kabupaten Bogor”. Atas dasar inisiatif tersebut para komunitas mulai melakukan galang dana melalui media sosial guna menarik simpati dan empati pelaku jagat maya sebagai bentuk dukungan aksi kolaborasi bersama tersebut. Syukur, berkat galang dana tersebut bisa membeli berbagai kebutuhan untuk aksi kolaborasi bersama yang akan dilakukan.
Bentuk kegiatan dari aksi kolaborasi bersama tersebut yaitu Trauma Healing sebagai terapi bagi anak-anak yang terdampak bencana alam di Cisarua. Dengan durasi yang diizinkan sekitar dua jam dengan protokol kesehatan yang ketat serta kondisi cuaca yang tidak mendukung menjadi tantangan dari kegiatan kali ini. Kegiatan ini dimulai dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan briefing kegiatan. Adapun dari 7 komunitas tersebut dilebur menjadi satu bagian kegiatan yang padu dan dibagi sesuai perannya masing-masing, ada yang menjadi tim acara, media, humas, konsumsi, serta logistik. Tujuannya yaitu agar kegiatan tersebut sukses dan berdampak positif.
Dibuka dengan sambutan oleh setiap perwakilan komunitas dan langsung kepada fokus utama kegiatan yaitu Trauma Healing kepada anak-anak disana. Mulai dari Ice Breaking yang menjadi awal kegiatan antara anak-anak dengan pegiat kegiatan tersebut. Dilanjut dengan penyuluhan kesehatan yang berisi kiat menjaga kesehatan di tengah pandemi seperti gerakan 3M dan semacamnya, serta berbagai macam games yang begitu menarik perhatian anak-anak tersebut hingga seakan hilang duka yang tengah mereka alami.
Puncak kegiatan Trauma Healing ditutup dengan memberikan donasi kepada anak-anak berupa makanan dan minuman. Kegiatan Trauma Healing tersebut mendapat apresiasi masyarakat khususnya dari Ketua RT setempat sebagai penghibur para anak-anak akibat bencana. “Saya berterima kasih terhadap kegiatan ini sangat terasa manfaatnya, pertama menstabilkan mentalitas anak-anak, kedua dapat melupakan kejadian-kejadian bencana,dan ketiga semangatnya kembali terlihat”, ujar Ketua RT.
Barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang lain, maka Tuhan akan memudahkan baginya urusan Dunia dan Akhirat.
HR Muslim

Penulis : Badrul Kamal
Editor : Fikry Hawali