haibogorngariung@gmail.com Sign In | Sign Up

BN, Komunitas Bogor Historia (Bohis) kembali bergerak untuk menyelamatkan benda bersejarah di wilayah Bogor. Hal ini dilakukan setelah mengetahui ada penemuan benda bersejarah yang ditemukan oleh warga saat membuat tangki septik di rumahnya.

Komunitas yang sudah bergerak di dunia pendataan dan pelestarian sejarah ini langsung berkoordinasi dengan Balai Arkeologi (Balar) Jawa Barat ketika mendengar kabar tersebut. Setelah itu, Bohis juga mendapatkan amanah dari Balar Jabar untuk melakukan pendataan penemuan bersejarah di Kampung Cikorowong, Desa Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Dengan dipimpin oleh Wakil Ketua Bohis Eko Hadi, Bohis melakukan pendataan benda bersejarah dan Kampung Cikorowong. “Kami membagi dua tim, pertama tim pendataan dan kedua tim menggali data kampung,” kata Eko kepada BN pada Kamis (28/5/2020).

Koordinator Pendataan Rafik Maeilana menjelaskan bahwa Bohis telah melakukan pendataan dari mulai ukuran tangki septik maupun seluruh benda bersejarah yang ditemukan. “Mengenai nantinya akan dilakukan penelitian kelanjutan dari Balar ataupun benda tersebut akan dibawa ke Bandung untuk diteliti di sana,” kata Rafik.

Untuk mendata, Rafik menambahkan bahwa telah Bohis melakukan pengecekan lokasi, mendata secara detail dari mulai lokasi hingga benda-benda yang ada di lokasi. Lalu Bohis juga mencoba mengedukasi warga agar melakukan koordinasi dengan Aparat bila menemukan benda-benda bersejarah di lingkungan rumahnya.

“Koordinasi perlu dilakukan agar tidak terjadi simpang siur. Mengenai informasi peninggalan benda tersebut harus berdasarkan kajian. Dan kalau dari tampilannya yang terdapat logo VOC dan Belanda kami menduga merupakan peninggalan zaman kolonial, tapi itu dugaan sementara,” tambah Rafik.

Kemudian, Bogor Historia merasa bersyukur atas adanya laporan warganya dan berharap agar warga bisa lebih peduli ketika menemukan benda bersejarah dan tidak dimiliki oleh pribadi karena benda tersebut merupakan milik negara. “Kami juga berharap pemerintah bisa peduli dan melakukan penelitian lebih lanjut,” harap Rafik.

Penulis: Robby Firliandoko
Editor: Fikry Hawali

%d bloggers like this: