haibogorngariung@gmail.com Sign In | Sign Up

Bogor Ngariung (BN) yang merupakan wadah komunitas dan organisasi pegiat perubahan di Bogor selalu menyambut baik keinginan masyarakat dalam bersama-sama memberikan kontribusi untuk lingkungan, kota dan bangsa ini. Pada hari Minggu, (21/10/2018) lalu, Bogor Ngariung memenuhi undangan AKA (Akademi Kimia Analis) Movement Scholarship untuk berbagi cerita tentang kegiatan perubahan di Bogor dan dinamika komunitas.

Koordinator Bogor Ngariung Robby Firliandoko hadir mewakili Bogor Ngariung untuk bercerita tentang awal mula terbentuknya Bogor Ngariung dan dinamika komunitas di Bogor. “Bogor Ngariung hadir sejak 8 Maret 2014 dan didirikan oleh saya, Kang Dani, Kang Bahri dan Kang Ace. Awalnya saya hanya ingin mengumpulkan komunitas saja, tapi ternyata kawan-kawan komunitas ingin terus jalan dan sampai sekarang, insyaAllah Maret tahun depan BN berusia lima tahun,” kata Robby.

Robby menambahkan bahwa saat ini yang bergabung di Bogor Ngariung ada 106 komunitas dan organisasi dari 9 bidang berbeda yakni, Pendidikan, Lingkungan, Sosial, Seni, Sejarah dan Budaya, Olahraga, Media dan Komunikasi, Literasi dan Pengembangan Masyarakat.

Di tempat yang sama, Ketua Pelaksana AKA (Akademi Kimia Analis) Movement Scholarship (AMS) Tita Anugerah menjelaskan bahwa AMS merupakan program beasiswa yang diselenggarakan oleh komite beasiswa aktivis Ikatan Alumni AKA Bogor (IKA-AKAB) yang dikemas untuk memicu ide mahasiswa dalam berkarya dan bermanfaat, memberikan pendidikan singkat dalam membangun pergerakan, memfasilitasi mahasiswa yang hendak mengasah ide, dan mengapresiasi program yang dihasilkan.

” AMS ingin Mahasiswa dapat terpacu untuk kembali menampakkan peranannya sebagai seorang aktivis dengan sudut pandang permasalahan dan ide masing-masing. Kemudian permasalahan finansial dari mahasiswa yang memiliki jiwa aktivis dapat sedikit teratasi dengan adanya beasiswa ini,” terang Tita.

Lebih lanjut, Tita menjelaskan bahwa ke-enam finalis yang mendapatkan motivasi dari Bogor Ngariung telah melalui berbagai macam tahap dari mulai pendaftaran, seleksi berkas, seleksi wawancara, pembuatan essai tentang ide perubahan, presentasi konsep, observasi ke lapangan, tes kemampuan diri, inagurasi dan pemberian hadiah.

“Selain mengundang Bogor Ngariung, kami juga mengundang Laskar Sedekah, kami berharap keduanya dapat memotivasi peserta untuk terus bergerak sebagai seorang aktivis melalui ide mereka masing-masing,” tambah Tita.

Dalam diskusi, Robby menjelaskan bahwa tahapan perubahan yang ia lakukan adalah dengan konsep 4D, yakni, Discover sebuah kegiatan menggali masalah, Dream yakni menyampaikan mimpi-mimpi, Design yaitu menghubungkan discover dan dream kemudian menghasilkan sebuah program dan terakhir Deliver di mana momentum mengajak orang lain untuk terlibat dan salah satu caranya dengan membangun komunitas. Selain itu, Robby juga menyampaikan untuk melakukan kegiatan perubahan lakukan apa yang disuka, bisa dan mampu dilakukan.

“Ketika memiliki ide Bogor Ngariung, saya terinspirasi dari teman-teman di Semarang, kemudian saya berdiskusi bersama Mahasiswa Bogor yang ada di Semarang untuk menggali dan bermimpi, kemudian hasilnya saya tulis di notes FB dan saya sebar, alhamdulillah responnya positif, lalu setelah beberapa kali brainstorming terwujudlah mengumpulkan komunitas pada 8 Maret 2014 yang dihadiri sekitar 40 komunitas dan kini sudah 106 komunitas,” papar Robby.

Kemudian, Robby juga mendorong seluruh finalis untuk mengaplikasikan ide mereka karena bagi Robby ide terbaik adalah ide yang diaplikasikan dan bermanfaat. “Ide itu tangannya kecil, untuk bisa terwujud perlu bantuan tangan-tangan lain, oleh karena itu jangan pernah sungkan untuk sampaikan ide positif kawan-kawan kepada orang lain,” katanya.

Terakhir, Robby juga mengajak para finalis yang berasal dari berbagai kota mulai dari Bogor, Bekasi, Semarang, Sragen, hingga Palembang untuk pulang ke daerahnya dan membangun daerahnya demi membangun Indonesia dengan bersama-sama.

 

%d bloggers like this: