Perpustakan Cinta Baca menjadi lokasi berlangsungnya babak baru bagi Bogor Ngariung. Babak ini ditandai dengan bergabungnya delapan komunitas yang menambah jumlah #KomunitasBogor dan #OrganisasiBogor di Bogor Ngariung. Dan kini, wadah pegiat perubahan yang hadir sejak 8 Maret 2014 ini telah mewadahi 107 komunitas dan organisasi pegiat perubahan asal Bogor.
Cinta Baca
Sesuai dengan landmark susunan buku besar yang terlihat di halaman depannya, gagasan Cinta Baca memang didirikan untuk membangun minat baca masyarakat. Kang Nandar dari Yayasan Cinta Baca, berbagi kisah pada puluhan komunitas yang hadir. Ia mengatakan pengunjung Perpustakaan Cinta Baca dapat secara gratis mengakses tidak kurang dari 15000 koleksi buku. Selain itu, ia mengungkap bahwa gagasan Cinta Baca ini sudah tersebar di 120 lokasi diseluruh Indonesia. Baik dalam bentuk perpustakaan besar, menengah, maupun mini. Sambil lesehan di area pertemuan, kami menyimak dengan antusias. “Kami sangat berterimakasih atas kehadiran kawan-kawan dan kami membuka pintu selebar-selebarnya kepada komunitas Bogor untuk bersinergi dengan Cinta Baca,” ujar Nandar saat memberikan sambutan kepada puluhan komunitas dan organisasi pegiat perubahan yang hadir di agenda #NgariungKomunitas 6 Mei 2018 lalu.
Sinergi Kekinian
Selepas cerita dari Cinta Baca, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi sinergi. Bentuk sinergi ini diawali dari tuturan Kang Robby mengenai pengalaman Bogor Ngariung yang kerap diminta untuk mendatangkan sejumlah massa. Ia menekankan bahwa sebagai suatu wadah, Bogor Ngariung bukanlah penyedia sekelompok orang, melainkan penguat sinergi gagasan dari beragam komunitas. Artinya, jika ada undangan untuk sebuah kebaikan, tentu akan diberitakan kepada komunitas yang tergabung. Namun, keputusan untuk menghadiri undangan tersebut tetaplah ada pada masing-masing komunitas. “Selamat datang bagi 8 komunitas dan organisasi pegiat perubahan yang baru bergabung di Bogor Ngariung, berarti saat ini anggota Bogor Ngariung berjumlah 107, semoga komunitas yang lama tetap berkembang dan bermunculan komunitas pegiat perubahan yang baru,” jelas Robby di akhir kegiatan #NgariungKomunitas.
Robby juga menambahkan bahwa bidang komunitas dan organisasi pegiat perubahan yang kini tergabung di Bogor Ngariung ada 9 bidang, yakni: Pendidikan, Lingkungan, Literasi, Sosial, Sejarah & Budaya, Olahraga, Media & Komunikasi, Seni dan Pengembangan Masyarakat.
Sebagai bentuk sinergi sederhana, Indri Guli sang fasilitator andal meminta seluruh komunitas yang hadir untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) sesuai isu setiap kelompok komunitas. Ke-empat isu yang didiskusikan adalah lingkungan, pendidikan, sosial, dan literasi. Selanjutnya, hasil dari FGD dikumpulkan untuk menjadi rancangan Ngariung dan Aksi rutin berikutnya. “FGD perbidang ini tujuannya adalah agar kawan-kawan bisa lebih dekat dengan kawan sebidang, selain itu setelah lebaran kami berencana mengadakan Ngariung bulanan untuk mengajak generasi muda melakukan perubahan,” jelas Indri Guli.
Daya Sanding, bukan Daya Saing
Tentu ada aksi kebaikan dalam setiap pertemuan Bogor Ngariung. Karenanya, diadakan #DonasiBuku untuk disalurkan melalui jejaring Perpustakaan Cinta Baca. Setelah dihitung, ternyata terkumpul 62 buku dari kerelaan para pegiat yang hadir. Selain itu, kebaikan lain yang dinikmati para pegiat hadir dalam bentuk ayam bakar Warung Talubi nan menggugah selera.
Ibnu Djula, salah satu Koordinator Bogor Ngariung yang berasal dari Komunitas Lingkungan Sahabat Kepik merasa bahagia bisa hadir dan berharap komunitas di Bogor bisa terus bersinergi. “Saya ingat kata-kata Kang Nandar Cinta Baca bahwa Sekarang bukan lagi saatnya kita bicara Daya Saing. Sekarang saatnya bicara Daya Sanding,” pungkas Ibnu.
Penulis: Ibnu Djula
Editor: Robby Firliandoko
Foto: Dokumentasi