“Tuntutlah ilmu setinggi langit”, pepatah itu sering kita dengar sejak kecil, namun saat ini seperti yang kita tahu faktor ekonomi dan masalah lainnya masih menjadi kendala mengapa tidak sedikit tunas bangsa putus sekolah di tengah jalan.
Salah satu Komunitas yang tergabung di Bogor Ngariung ini hadir menjadi solusi bagi anak-anak yang kurang beruntung dalam hal melanjutkan pendidikan.
Mereka adalah Pelaksana Program Beasiswa Yatim dan Dhuafa (PPBY), komunitas sosial yang sudah ada sejak tahun 1986. Dengan berfokus pada anak-anak yatim dhuafa yang berada di sekitar kampus Akademi Kimia Analisis (AKA) Bogor, tepatnya di daerah Cimahpar.
Program utama PPBY yaitu memberikan bantuan dalam hal pendanaan pendidikan kepada anak-anak yatim dhuafa yang memiliki minat besar untuk belajar dan sekolah namun terkendala masalah dana. Termasuk fasilitas-fasilitas yang mendukung pembelajaran, hingga uang saku perbulannya bagi yang membutuhkan, bahkan biaya kesehatannya.
Bantuan yang diberikan kepada adik-adik asuh dilakukan secara terus-menerus kepada adik-adik asuh yang sama dari SD hingga lulus SMA nanti, tentunya dengan kriteria bagi adik asuh yaitu dengan kondisi rumah yang tidak layak huni, biaya sekolah yang tidak terjangkau, jarak antar sekolah ke rumah yang tidak strategis dan keuangan keluarga yang menengah ke bawah.
Kegiatan sosial ini dimaksudkan untuk mendekatkan cita-cita adik-adik asuh dengan harapan mereka dapat bersekolah mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA dengan dukungan dana dari PPBY.
Selain itu adik asuh PPBY juga dibina secara berlanjut dengan pondasi akhlak, pendidikan dan penyaluran bakat dan minat dari masing-masing adik asuh.
Kegiatan berfokus pada kegiatan keagamaan dan dilakukan setiap hari sabtu dan minggu dengan belajar bersama di SDN Cimahpar 4 dengan mentoring antara kakak asuh memberi masukan untuk adik asuh. “Kegiatan kami dilakukan sesuai divisi dari PPBY, misalnya di hari sabtu Divisi Humas berbagi ilmu pendidikan seperti mengajar bahasa indonesia, agama, dan ada juga belajar pelajaran sekolah dasar kepada anak-anak yang berada di lingkungan SDN Cimahpar 4, serta di hari minggu divisi pembinaan yang memiliki agenda dengan adik asuh yaitu monitoring,” kata kepala Divisi Humas Ihwan.
Saat menjadi kakak asuh tentunya banyak kesan yang didapatkan, terutama saat harus terjun langsung. Ananda Syarif selaku Kepala Badan Audit dan Pengembangan menuturkan kesan tersendiri saat terjun langsung dan ikut membantu adik asuh yang saat itu terkena banjir. “Kami terjun sampai-sampai celana harus naik sampai dengkul, tapi hal itu justru membuat saya pribadi lebih berfikir bahwa saya harus bersyukur terhadap apa yang saya miliki saat ini, bahwa ada yang lebih membutuhkan dibandingkan kita,” kata Ananda.
Dana beasiswa yang PPBY dapatkan biasanya berasal dari hasil jualan di daerah sekitar kampus AKA, donasi dari mahasiswa AKA, donasi dari dosen dan jaringan alumni dan teman-teman yang sudah bekerja turut serta memberikan proposal ke perusahaan tempatnya bekerja untuk berdonasi.
PPBY juga memberi kesempatan untuk teman-teman yang ingin bergabung menjadi volunteer dengan menghubungi kontak atau akun sosial media PPBY, yaitu ig PPBY_aka
Ditulis oleh: Tessa Susanti
Editor: Robby Firliandoko
Foto: Dokumentasi