2014, saya menyaksikan beberapa pemuda menggagas Bogor Ngariung, berawal dari ide menularkan virus kebaikan. Tanpa berpikir panjang, saya bergabung dalam gagasan hebat itu. 1908, beberapa pemuda STOVIA menggagas pendirian Budi Utomo, berawal dari ide kesetaraan pendidikan. 1928, beberapa pemuda lintas daerah menggagas pembacaan Sumpah Pemuda, berawal dari ide Satu Nusa-Satu Bangsa-Satu Bahasa: Indonesia. 1945, beberapa pemuda menggagas penculikan Sukarno-Hatta, berawal dari ide memerdekakan negeri tercinta.
Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan. –Al Baqarah, 148.
Saya pertama mendengar ‘Bogor Ngariung’ empat tahun lalu. Alih-alih bergabung dan ambil andil, saya lebih abai selama beberapa pekan pertama. Sebab, saat itu saya memilih memberi andil ke Sahabat Kepik, komunitas pendidikan lingkungan yang baru berdiri. Syukurlah saat itu saya tidak langsung sepenuhnya memberi andil di Bogor Ngariung. Andil selama beberapa waktu di Sahabat Kepik berbuah pertemuan saya dengan istri.
Selepas bergabung, saya pertama kenal dengan Kang Ace. Gondrong, Gahar, tapi Stand Up. Waktu itu, saya belum banyak tahu mengenai Stand Up, dan sepertinya teman-teman komunitas juga demikian. Sebab, saat Kang Ace Stand Up, minim yang tersenyum. Dari semangat Kang Ace untuk tampil itulah, saya belajar banyak. Bahwa kadang andil dapat berupa berani memberi tanpa mengharap kembali. Hebat.
Selanjutnya, saya mulai mengenal Teh Indri, Kang Bahri, Kang Robby, Kang Dani, dan Kang Juna. Dalam berdialog, mereka kerap melontarkan lawakan cerdas. Kadang bahkan saya kurang paham. Namun dibalik itu, terlihat sekali bahwa mereka sungguh berpengalaman dalam membangun komunitasnya masing-masing. Saya membayangkan yang akan mereka lahirkan ketika berkolaborasi. Oleh karena itu, dalam beberapa proyek Bogor Ngariung, saya coba memberi andil.
Teman-teman komunitas lain pun tidak kalah hebatnya dalam lomba menularkan virus kebaikan. Ada yang selalu hadir dalam setiap pertemuan. Lainnya, ada pula yang selalu aktif mengikuti program kolaborasi. Ada yang mempertemukan komunitas tertentu dengan media massa, cetak maupun elektronik. Bagi saya, kehebatan dari aksi-aksi ini adalah bahwa semuanya dilakukan tanpa niatan mencari keuntungan pribadi!
Singkat cerita, 2014-2018 ini saya berusaha memberi andil, walau sedikit tapi semampunya untuk berlomba dalam kebaikan. Sebab itulah perintah Agama saya. Alhamdulillah, perlombaan kebaikan ini membuahkan beberapa kebaikan bagi kawan-kawan komunitas lain. Ada komunitas yang sempat vakum, lalu kembali tumbuh lagi. Ada kolaborasi yang memberi impact lebih maksimal. Memang, ada beberapa komunitas yang vakum. Mudah-mudahan segera bangkit kembali. Bagi saya, semoga perlombaan kebaikan ini akan memberikan impact positif bagi Bogor dan masyarakatnya, Indonesia dan warganya, serta diri saya dengan segala kekurangannya.
Selamat ulang tahun keempat, Bogor Ngariung. Semangat Terus !
kerenn bogor ngariung!