Belakangan ini, informasi hasil quick count kian bias. Alih-alih mengkritik tanpa dasar, seorang penghuni grup whatsapp mengunggah foto undangan acara komunitas. Karena tertarik, penghuni lainnya menanyakan cara menghadiri acara itu. Sang pengirim pun menjawab, “Kontak narahubung aja, ya.”
Narahubungnya, ada. Tercantum di dalam foto, yang sayangnya tidak bisa disalin.
Kejadian itu mungkin saja terjadi di grup whatsapp lain. Akibatnya konten foto yang berfaedah acapkali diabaikan. Sebenarnya hal ini dapat dihindari. Sang pengirim tidak perlu ditanyakan ulang tentang informasi yang sudah tercantum. Orang yang tertarik juga tidak repot menulis nomor narahubung secara manual. Bagaimana caranya?
Sang pengirim foto hanya perlu melengkapi foto itu dengan caption.
Teh Indri adalah pegiat Komunitas Berkawan Indonesia yang punya beberapa tahun pengalaman menulis. Ia memberikan tiga tips sederhana menulis caption.
- 5W1H atau Why-What-Who-Where-When-How.
- Poin menarik dari foto.
- Pesan penting dalam foto.
Ketiga tips ini diramu sedemikian rupa, sehingga dapat menarik minat pembacanya. Bagi pembaca usia remaja, gunakan bahasa yang lebih santai. Jika ada pranala penting, cantumkan dalam caption tersebut. Serta hindari kata-kata sensitif yang dapat menyinggung pihak tertentu.
Dengan dilengkapi caption, pesan sebuah foto akan semakin kuat tersampaikan.
Ditulis oleh: Ibnu Djula