haibogorngariung@gmail.com Sign In | Sign Up

Bogor merupakan salah satu Kota yang memiliki banyak sisa peninggalan dari masa lalu. Oleh karena itu, Komunitas Pegiat Sejarah yang tergabung di dalam Komunitas Bogor Historia melakukan ekspedisi guna mengungkap sejarah.

 

Ekspedisi tidak harus dilakukan ke tempat yang jauh maupun belum terjamah. Ekspedisi bisa juga dilakukan ke tempat yang memang telah dieksplorasi sebelumnya untuk dapat menemukan berbagai fakta baru. Komunitas Bogor Historia (Bohis) melakukan hal tersebut dengan melakukan Ekspedisi Pasir Kaca, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor.

Tim Ekspedisi menyusuri hutan

Sekertaris Bohis, Eko Hadi menuturkan, pada perjalanan tersebut tempat yang akan dituju tim Bohis hanya mendapatkan temuan yang biasa saja. Dalam artian tempat yang diduga Pasir Kaca hanya ditemukan beberapa bekas ritual seperti dupa, telur, minyak yang tidak dibersihkan kembali.
“Hanya temuan biasa aja, kalo wilayah kurang begitu paham, ada beberapa sisa ritual dan sampah, oleh karena itu kami bersihkan dan bawa pulang sampahnya,” kata Eko, Kamis (12/09/2017)
Soal lokasi yang dikunjungi, Eko yang juga seorang jurnalis hanya menelusuri beberapa daerah yang menjadi area ekspedisi.
“Yang saya inget Pasir Manggis, Calobak. Situs yang disebut sebagai Pasir Kaca dan Calobak sebenernya sama bentuk dengan Cibalay. Sifat dan fungsi diduga sama, nah lokasi yang mirip makam itu diperkirakan panggung setinggi 30cm yang di tengahnya ada batu pipih,” ungkapnya.
Semenetara itu, Ketua Tim Ekspedisi Iman Abdurahman menjelaskan, perjalanan yang dilakukan ini sangat menarik, kita juga sempat menelusuri Sungai Ciapus Kecil, karena masih dalam area Situs Pasir Kaca. Namun sayang, yang kita cari sebenarnya tidak dapat ditemukan.

Tim Ekspedisi menyusuri sungai kecil di Ciapus

“Kita ke lokasi area Pasir Kaca sambil bebersih, kotor dan ritual bekas perlengkapan ritual juga sampah juga kita bersihkan,” jelas Iman yang juga wartawan senior tersebut.
Rencananya, ekpedisi akan dilanjutkan tahap 2 dengan lokasi yang sama yaitu di area kawasan Gunung Salak.
“Untuk area kita masih dalam tahap pembahasan, kemungkinan jika tim sudah menentukan dalam pembahasan teknis nanti kita akan buka untuk umum juga,” tuturnya.
Namun Iman juga berpesan jika kedepan Bohis membuka ekspedisi untuk umum. Berbagai syarat pun harus dipenuhi oleh peserta tim, diantaranya fisik yang prima serta mental yang siap.
“Ya di alam bebas kita harus siap karena wilayah yang didatangi cukup lumayan menantang,” tandas Jurnalis MGS TV tersebut.
Ekpedisi Pasir Kaca yang dilakukan Bohis ini, diikuti oleh sembilan orang. Diantaranya adalah Iman Abdurahman, Eko Hadi, RZ Bunai, Handy Maung, Adit, Robby Firliandoko, Rangga, M. Andi PFI, juga Rachmat Angga Syahputra, dan sebelum melakukan ekspedisi ini, Tim diberikan arahan atau petunjuk oleh Ki Mardhy Hidayatul Fauzan selaku Budayawan dan sekaligus pribumi disana. rb | foto: dok

%d bloggers like this: