Bagi sebagian orang, mungkin sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai, namun di tangan para pemuda bogor yang satu ini, sampah dapat menjadi barang yang bernilai jual, bermanfaat bagi lingkungan sekitar dan membawa keberkahan. Waste Bank For Education atau biasa di singkat WABE merupakan komunitas yang memberikan perlengkapan belajar gratis bagi anak-anak prasejahtera di Kampung Ceger, Kelurahan Tegal Gundil, Bogor Utara.
Dengan bekerjasama Sekolah Bersama Yuk (Sebersy), Wabe Project mengajak anak-anak binaan Sebersy untuk menabung dengan sampah yang dapat ditukarkan dengan fasilitas pendidikan dari Wabe Project.
Fouder Wabe Project Eulis Utami menjelaskan Wabe adalah komunitas yang berdiri sejak 2014, sebuah tempat untuk menuangkan ide dan kreatifitas serta tempat untuk berbagi ilmu dengan anak-anak yang berada di Dasa Ceger.
“Visi dan misi Wabe yaitu menciptakan lingkungan yang lestari, indah dan bebas dari sampah, melalui program bank sampah, daur ulang sampah dan mengubah perilaku masyarakat dalam memanfaatkan limbah,” jelas Eulis.
Sementara, Sitta sebagai divisi keterampilan menyampaikan setelah terlibat, ternyata ia memiliki kemampuan untuk membuat produk yang bernilai. “Saya berharap kedepannya skill keterampilan anak-anak dan warga sekitar dapat bertambah, sehingga dapat membuat produk yang bernilai jual dan dapat memiliki usaha sendiri nantinya,” ucap Sitta.
Mengenai prestasi, Wabe pernah menjadi Juara Harapan pada salah satu lomba di Kota Bogor sebagai salah satu Inisiator Bank Sampah di tahun 2016. Tidak hanya itu Wabe pun pernah mendapat penghargaan sebagai Produk Terbaik di Universitas Padjajaran Bandung.
Saat ini relawan Wabe berjumlah kurang lebih 100 orang dengan pembagian pengajaran secara bergantian setiap satu bulan sekali, dengan kegiatan utama yakni, bank sampah, keterampilan, bazar produk dan relawan berbagi.
Wabe memberikan kesempatan bagi pemuda Bogor lainnya yang ingin berbagi ilmu dengan adik-adik di Desa Ceger, caranya teman-teman bisa lihat informasinya di Instagram @wabeproject dan mengikuti pendaftaran yang biasanya dilakukan per tiga bulan sekali.
Ditulis oleh: Tessa Susanti
Editor: Robby Firliandoko
Foto: Putri dan Dokumentasi