(24/1/2017) — Pertemuan kedua workshop menulis Buku Komunitas Bogor telah dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 22 Januari 2017 di Aula Dinas Pemuda dan Olahraga. Diselenggarakan oleh Divisi Penulisan Bogor Hujan Komunitas dan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor, pertemuan kali ini fokus pada praktek menulis untuk melanjutkan tulisan peserta pada pertemuan sebelumnya. Peserta yang merupakan perwakilan komunitas Bogor yang tergabung di kepanitiaan Bogor Hujan Komunitas, dibimbing oleh mentor dan tim fasilitator untuk menyelesaikan tulisan sepanjang tiga halaman tentang komunitasnya. Tulisan tersebut akan dibukukan dalam Buku Komunitas Bogor yang diharapkan bisa menjadi media publikasi dan sosialisasi komunitas kepada masyarakat.
Dimulai pukul sembilan pagi, workshop menulis dibuka dengan sebuah game yang menarik. Peserta diajak untuk bermain lempar angka. Keseruan terjadi selama game berlangsung. Setelah game selesai, peserta pun menjadi rileks dan siap untuk menerima materi dari mentor menulis.
Mentor menulis, yaitu Nur Utami Sariat Kurniati atau akrab disapa Bu Tami, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan dan pegiat komunitas Kelas Bogor, mengawali materinya dengan latihan menyusun paragraf secara lisan.
“Sebaik-baiknya komunitas adalah yang bisa menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat.”
Kalimat pertama yang diucapkan tersebut harus dilanjutkan oleh para peserta dari setiap kelompok hingga menjadi suatu paragraf. Dengan kata kunci ‘solusi’ dan ‘permasalahan’, sangat menarik mendengar kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh para peserta. Hingga akhirnya paragraf pun ditutup dengan kalimat pamungkas yang disampaikan oleh orang yang duduk di urutan paling ujung.
Kemudian latihan menyusun paragraf secara tertulis. Dilakukan perkelompok. Fasilitator yang menuliskan kalimat pertama lalu peserta melanjutkan hingga menjadi satu paragraf. Terlihat bahwa peserta cukup kesulitan menuliskan kalimat yang terhubung dan terkait satu sama lain.
Setelah itu peserta di setiap kelompok diminta bekerja sama menyusun potongan-potong kertas berisi kalimat-kalimat untuk membentuk suatu paragraf yang utuh dan padu. Ternyata dari lima kelompok hanya satu kelompok yang berhasil menyusun kalimat dengan benar.
“Masalah kepaduan masih menjadi isu utama. Untuk itulah kita lakukan latihan menyusun paragraf,” ungkap mentor menulis.
Selain itu, salah satu fasilitator, Hasan Sadili turut menambahkan, “Tulisan antar paragraf saling loncat-loncat, padahal kita ingin membuat tulisan yang enak dibaca, makanya latihan ini perlu dilakukan.”
Workshop menulis terus berlanjut hingga usai jeda peserta diminta untuk menyelesaikan tulisannya dengan membuat suatu paragraf penutup. Paragraf penutup bisa bersifat persuasif yang berupa ajakan bagi para pembaca agar mau bergabung dengan komunitas. Hingga tepat pukul tiga sore, target pun telah tercapai, yaitu dengan terkumpulnya karya dari para peserta.
Sebagai bentuk apresiasi atas antusiasme dan semangat yang luar biasa dari para peserta yang mau belajar menulis dan mau berkarya bersama, dipilih satu karya terbaik. Karya ini terpilih melalui hasil diskusi dan voting mentor dan fasilitator. Perdebatan sempat terjadi, namun akhirnya terpilihlah karya berjudul Langkah Kecil Untuk Negeriku atas nama Fatimah Azzahra dari IPB Mengajar.
“Antusiasme perwakilan puluhan komunitas di Bogor untuk menjadi peserta workshop menulis ini memang patut mendapatkan apresiasi. Hal ini merupakan bentuk perhatian mereka terhadap pentingnya budaya literasi,” ungkap Triyanto fasilitator kelompok 4.
Apresiasi tersebut diharapkan bisa menjadi motivasi untuk terus berkarya. Tidak hanya bagi peserta yang karyanya terpilih, tetapi bagi semua peserta. Diharapkan agar para peserta tidak berhenti menulis sampai di sini saja. Di masa mendatang, semoga akan tercipta karya-karya pribadi dari para peserta yang bisa menginspirasi banyak orang.
Writing Project Buku Komunitas Bogor akan dilanjutkan dengan editing oleh tim editor. Project yang capaian akhirnya berupa penerbitan buku bersama ini merupakan upaya untuk menunjukkan eksistensi komunitas-komunitas di tengah masyarakat: bahwa mereka ada, bahwa mereka membawa perubahan positif bagi sekitar. Akhirnya dengan dukungan dari semua pihak, Buku Komunitas Bogor direncanakan akan launching di bulan Maret bertepatan dengan hari jadi Bogor Ngariung ke-3. []
Oleh: Cinthya Karina